Untuk mu...
"Shikamaru
..." Chouji khawatir akan keadaan Shikamaru. Akan tetapi, pemuda itu
tetap tegar dan hanya berkata, "Kita sedang berada dalam pertempuran!
Tak perlu ada komentar yang tidak perlu. Kau juga, Ino. Kita semua akan
melakukan apa yang ayahku katakan."
Kelihatannya, strategi yang hendak Shikaku beritahukan telah sampai pada mereka.
"A-apa maksud semua ini?" Naruto bertanya-tanya. Kemudian Neji datang
padanya dan berkata, "Maksudnya kaulah kunci dari strategi ini."
"Bukan itu! Maksudku, apa yang terjadi pada Shikaku dan Inoichi!?"
Neji terdiam.
Naruto Chapter 614 - Untukmu
Teks Version by www.Beelzeta.com
Sebelum Neji sempat menjawab pertanyaan Naruto, Juubi kembali
menyerang. Dengan ekornya, ia menghempaskan shinobi-shinobi yang ada di
belakang Naruto. "Gyaaaahhh!!!" Teriak mereka.
"Neji!!" Ayah Hinata berlari, "Putar kanan!"
"Ya!!" Ia dan Neji kemudian menggunakan jurus mereka untuk menghalau
serangan Juubi. "Hakkeshou Kaiten!!" Putaran mereka berdua berhasil
menahan ekor Juubi.
"W-wow, Hyuuga benar-benar kuat!! Neji sungguh jenius ..." Naruto terpaku melihat serangan itu.
"Apa mereka berhasil mementalkannya!?"
"Itu adalah teknik klan Hyuuga dari Konoha!" ucap seorang shinobi
aliansi yang kelihatannya berasal dari luar Konoha. "Dulu saat masih
perang kami susah payah menghadapinya."
"Jangan lengah, Naruto!!"
"Kita sedang berada dalam medan perang, dan kita sedang bertarung!!"
ucap Neji dan pamannya, "Beberapa orang mungkin mati ... Tapi, kalau
kita kalah dalam perang ini, semua orang akan mati!"
"Ya, aku tahu itu!" ucap Naruto.
"Aku yakin kalau ayah Shikamaru dan Ino akan senang, sebagau seorang
shinobi, mereka pergi sebelum anak-anak mereka, seperti ayahku." ucap
Neji. "Untuk strateginya, kita butuh kekuatanmu, Naruto!! Dan untuk
membuatya berhasil ..."
"Kami akan melindungi Naruto-kun sampai akhir!!" Seorang gadis Hyuuga juga telah bersiap di sebelah Neji.
"Hinata!?"
"Berhati-hatilah!! Klan Hyuuga adalah yang terkuat dari desa Konoha!!" ucap ayah Hinata.
----- Naruto Chapter 614 -----
Di sisi Obito dan Madara, "Aku ingin segera menyerang sebelum mereka
memulai kembali pembicaraan yang tanpa akhir itu, tapi aku tak mampu
mengendalikan Juubi sepenenuhnya."
"Ayo kita lakukan dengan ini
sebelum perubahan selanjutnya. Ini akan bekerja." ucap Madara.
"Kelihatannya kau belum bisa mengendalikan Juubi sepenuhnya sebelum
menjadi jinchirikinya." ucap Obito.
Sejenak Madara terdiam,
kemudian menjelaskan, "Untuk menjadi jinchurikinya, aku butuh tubuh
hidup sungguhan, bukan sekedar mayat bergerak yang diciptakan oleh Edo
Tensei."
"Alasan kenapa kau tidak memusnahkan pasukan aliansi
di depan kita dengan Bijuudama, adalah karena kalau kau melakukannya,
aku juga akan mati, begitu kan? dan kau tak ingin hal itu terjadi." ucap
Obito. "Karena untuk menjadi jinchuriki, kau butuh benar-benar
dibangkitkan. Dan untuk melakukan itu, aku harus mengorbankan nyawaku
sendiri untuk meggunakan jutsu Rinne Tensei padamu. Dengan kata lain,
pada posisimu sekarang, terpaksa kau harus menuruti segala perintahku,
jangan lupakan itu."
"Kau tumbuh menjadi sedikit lebih sulit untuk diajak bersepakat ya." ucap Madara.
"Sejak awal aku memang tidak berniat untuk menjadi temanmu." ucap Obito.
"Hmm, ya sudah, lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Kita akan melanjutkannya, mengajarkan rasa keputusasaan yang lebih dalam pada mereka."
Dari ekor-ekornya yang menyerupai telapak tangan, Juubi menembakkan
jarum-jarum dari kayu tajam, besar, dan sangat amat banyak. "Mokuton :
Sashiki no Jutsu!!"
"Gyaaaahh!!!" Beberapa shinobi tertusuk oleh duri-duri raksasa tersebut, tertusuk menembus tubuh mereka.
"Terlalu banyak, tahan serangannya!!" Neji dan keluarganya kembali
menggunakan jutsu mereka untuk menepis hujan duri tersebut. Karena
bagaimanapun, jumlah sebanyak itu mustahil untuk bisa dihindari, sama
seperti air hujan yang jatuh.
"Aku bisa saja menghentikannya
untuk beberapa waktu menggunakan jutsu elemen tanahku sampai kekuatan
Kyuubi kembali, tapi aku butuh waktu untuk mengumpulkan chakra." Pikir
Kitsuchi, komandan divisi kedua.
"Ukhhh!!!" Banyaknya serangan
bahkan sampai membuat Neji terkena. "Terlalu banyak, kecepatan putaranku
masih belum cukup." Pikirnya.
Namun begitu, apa yang tadi Neji
dan yang lainnya lakukan sudah cukup untuk memberi Naruto waktu.
"Terimakasih, Neji! Berkat kalian aku mampu ke saga mode!"
Naruto telah bersiap dengan Rasenshuriken di tangannya, dan kemudian ia
melempar serangan itu. Menerobos hujan duri, kemudian meledak dan
menghalau sebagian besar tembakan yang menuju ke arah mereka.
Akan tetapi, setelahnya serangan terus saja berlanjut. Naruto kembali
lagi menggunakan rasenshuriken untuk menghalau serangan. Namun pada
akhirnya, ia kelelahan dan rebah, "Haah, haah ..."
Sebuah duri hampir saja mengenai tubuh Naruto, namun untuk Hinata melindunginya.
Tak berhenti dengan serangan itu saja, Juubi kembali menggunakan
ekornya yang berbentuk tangan itu untuk menyapu para shinobi aliansi.
"Hakke Kuuhekishou!!" Ayah Hinata menghalau ekor Juubi dengan serangan
yang kuat. Namun meski ditahan, Juubi kembali mampu menembak dari ujung
jari telunjuknya, dan kali ini menuju tepat ke arah Naruto.
"Sial! Serangan terarah? Jumlah serangannya terlalu banyak!" Pikir ayah
Hinata, "Kuushou Hinata dan Neji tidak akan tepat waktu!!"
Namun dengan beraninya, Hinata menggunakan tubuhnya sendiri untuk melindungi Naruto dari tembakan duri-duri tajam itu.
"!!?"
"Doton : Sand no Jutsu!!!" Kitsuchi dengan elemen tanahnya menciptakan
balok batu raksasa yang menjepit tubuh Juubi. "Sekarang!!!"
Juubi tertahan, dan para shinobipun kembali menyerang.
Sementara itu, di sisi Naruto, "Tim Medis!!!" Ia berteriak, karena
keadaan seseorang di depannya benar-benar sangat parah. Dan ternyata itu
bukanlah Hinata, melainkan Neji. Tak mau Hinata mengorbankan dirinya,
Neji sendiri yang langsung melindungi Naruto dengan tubuhnya. "Tim
Medis!!"
"Tidak ... Aku ... Sudah siap ..." ucap Neji, yang punggungnya telah tertembus oleh duri-duri kayu.
"Neji!!"
"Neesan ..."
"Naruto ...
Hinata-sama ...
Aku rela, mati untukmu ...
Hidupku, adalah milik kalian ..."
"Ke-kenapa? Kau adalah Hyuuga ..."
"Di masa lalu, kau telah membebaskanku dari nasib terkutukku ..." Neji
teringat masa lalu. Ketika Ujian Chuunin, saat ia berhadapan dengan
Naruto, saat itu Neji berkata padanya : "Kau hanyalah kegagalan, dan itu
tak akan pernah berubah. Beritahu aku, kenapa kau begitu keras kepala
merubah takdirmu!?"
"Karena kau berkata kalau aku adalah kegagalaan ..." Balas Naruto saat itu.
Flashback berakhir, kembali ke Neji yang telah benar-benar sekarat, dan
Naruto bertanya, "kenapa kau real ... untuk mengorbankan hidupmu demi
aku?"
"Karena ... kau berkata kalau aku seorang jenius ..."
Untuk terakhir kalinya, Neji tersenyum, dan tanda di dahinya perlahan
mulai memudar. "Ayah ... akhirnya aku mengerti ... Kebebasan yang ayah
rasakan saat memilih untuk mati demi melindungi rekanmu ..."
Seekor burung terbang ke udara, membawa perasaan Neji yang telah
terbebas dari segalanya. Tapi tak lama burung itu mengepakan sayapnya,
duri Juubi menusuk dan membunuhnya.
"Oarghhh!!!!" Juubi
melepaskan diri dari belenggu batu Kitsuchi. dan dari atas sana, Obito
berteriak pada Naruto, "Bukankah kau bilang kalau kau tak akan
membiarkan temanmu mati, Naruto!?"
Hinata meneteskan air mata, sementara Neji telah wafat sebagai pahlawan.
Bersambung ke Naruto Chapter 615
Tidak ada komentar:
Posting Komentar